Kopi Arabika Ijen Proses Full Washed
Proses basah merupakan metode yang memerlukan biaya besar karena membutuhkan air yang banyak. Oleh karena itu, metode ini biasanya dilakukan oleh pabrik kopi yang cukup besar. Pabrik yang memiliki washing station (tempat buah kopi diolah dengan metode proses basah) di mana buah kopi dicuci, dikupas, lalu difermentasi.
Namun untuk saat ini petani kopi arabika di lereng Ijen Raung Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur sudah bisa melakukan olah basah, tentunya dengan beberapa penyesuaian sehingga mengurangi biaya yang dikeluarkan.
Secara garis besar, olah basah kopi arabika dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Hal pertama yang dilakukan adalah panen buah merah, dimana hanya biji kopi yang telah benar-benar masak yang dipetik sehingga kualitas kopi yang dihasilkan maksimal.
- Selanjutnya buah kopi yang telah dipetik disortir lagi terlebih dahulu, untuk memisahkan buah yang hijau, kuning, kering dan lewat masak. Hal ini dilakukan jika ada biji sebagaimana tersebut diatas yang terikut pada saat dilakukan pemetikan dikebun.
- Proses Selanjutnya adalah perambangan biji kopi cerry (glondong merah), hal ini dilakukan untuk memisahkan biji kopi yang kosong dan mengambang. sehingga yang lolos seleksi adalah yang tenggelam saja.
- Kemudian buah dibawa ke mesin Pulper untuk dikupas kulit merahnya.
- lalu kopi dimasukkan ke wadah perambangan, bisa berupa “jedingan” atau bak besar. Kemudian wadah tersebut di isi air sampai penuh. Pada tahap ini telah terjadi proses sortir di mana buah yang mengapung akan terbuang keluar, sedangkan biji kopi yang bernas akan tetap tertinggal diwadah.
- Proses selanjutnya adalah fermentasi di mana biji kopi yang masih dibalut dengan kulit tanduknya (HS : Hard Skin) didiamkan di bak/wadah tadi selama 24 s/d 36 jam. Proses fermentasi ini akan mengembangkan aroma, acidity, dan flavor kopi.
- Proses pencucian/pembilasan, proses ini untuk membersihkan lendir dan memisahkan sekali lagi biji kopi yang mengambang. Proses ini lakukan ditempat dengan air yang mengalir, sehingga biji kopi yang mengambang akan terikut aliran air.
- Setelah dibilas, maka akan dilakukan proses sortasi dengan tangan untuk memisahkan biji kopi yang berkualitas bagus dan jelek serta biji kopi yang cacat (defect).
- setelah itu baru biji kopi yang berkualitas baik dijemur pada alat penjemuran yang oleh masyarakat local disebut para-para sehingga biji kopi tidak langsung bersentuhan dengan lantai selama 10-11 hari sampai kadar air sekitar 11%-12%.
- Jika semua hal di atas sudah selesai, barulah kopi siap dikemas ke dalam karung untuk selanjutnya menunggu pesanan green bean.
- Jika ada pesanan, maka kopi akan di huller untuk membuang kulit tanduk (HS).
- Setelah di huller, maka akan dilakukan sortir green bean untuk memisahkan biji cacat/defect yang meliputi biji pecah, lubang, hitam, titik hitam, dll.
Metode proses basah ini akan membuat kopi lebih terasa acidity-nya dan juga body yang lebih ringan, namun rasa yang dihasilkan bisa lebih komplek. Petani kopi di lereng Ijen Raung sebagian besar mengolah kopi arabika dengan proses pasca panen Full wash.
Referensi :
- Iccri.net (pusat penelitian kopi & kakao indonesia);
- Kopi, panduan budidaya dan pengolahan kopi arabika dan robusta (Pudji Rahardjo);
- Pengalaman pribadi sebagai petani dan pengolah kopi arabika ijen raung.
Leave a Reply